Bercerita dan Pembentukan Karakter
Anak
Bercerita sebagai media pembentukan karakter anak? Benarkah? Sejauh mana pengaruhnya kepada anak?
Saat ini, disaat semua berpaling pada kecanggihan teknologi dengan beragam kecangguhannya, Ada kebiasaan-kebiasaan baik yang dulu biasa dilakukan oleh para orang tua, saat ini sudah tergantikan oleh gadget. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh alat komunikasi canggih yang bernama handphone, laptop, dan sejenisnya? Kalau pada tahun 90-an, untuk mengerjakan skripsi harus bersusah payah membeli buku atau mencari referensi buku di perpustakaan, maka sekarang tinggal buka handphone, laptop dan media elektronik lainnya, maka semua informasi yang kita cari akan bisa kita dapatkan.
Saat ini, disaat semua berpaling pada kecanggihan teknologi dengan beragam kecangguhannya, Ada kebiasaan-kebiasaan baik yang dulu biasa dilakukan oleh para orang tua, saat ini sudah tergantikan oleh gadget. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh alat komunikasi canggih yang bernama handphone, laptop, dan sejenisnya? Kalau pada tahun 90-an, untuk mengerjakan skripsi harus bersusah payah membeli buku atau mencari referensi buku di perpustakaan, maka sekarang tinggal buka handphone, laptop dan media elektronik lainnya, maka semua informasi yang kita cari akan bisa kita dapatkan.
Orang
tua, khususnya ibu yang sebelum era gadget muncul, punya tugas rutin bercerita
kepada anak-anaknya, sekarang sudah tidak lagi. Tugas itu sudah digantikan oleh
gadget, dengan cerita sesuai dengan versinya. Mulai dari cerita biasa sampai animasi. orang tua beranggapan bahwa ini meringankan tugas mereka. Padahal, dengan kondisi yang demikian, orang tua sudah kehilangan moment
indah dalam kehidupan anak-anak mereka. Tidak ada kelekatan antara mereka. Semua tergantikan oleh gadget. Barang yang tanpa mereka sadari merusak otak anak mereka. Kepakaan sosial hilang tergantikan dengan manusia-manusai robot yang tanpa perasaan.
Kerugian
besar bagi para orang tua yang menggantikan kebiasaan baik mereka, yaitu
bercerita kepada anak-anaknya dengan sebuah alat buatan manusia yang bernama gadget. Apa sajakah
kehebatan cerita jika dibandingkan dengan gadget? Berikut adalah beberapa
kelebihan atau keunggulan dari bercerita, dibandingkan dengan gadget :
•
1. Membentuk karakter anak, sebagai sarana membangun watak mulia
Ini adalah kekuatan yang paling dahsyat. Mengapa?
Dengan bercerita kepada anak, akan memunculkan sebuah karakter positif pada
diri anak. Cerita, apalagi tentang kisah-kisah nabi atau cerita-cerita yang
memunculkan karakter positif anak akan mampu menancap pada pikiran dan hati
anak sehingga akan memunculkan karakter positif pada setiap perilaku anak.
Karakter tokoh yang diceritakan akan terekam kuat pada diri anak dan bahkan
bisa memunculkan tokoh yang kita ceritakan sebagai sosok idola bagi anak. Kalau
tokoh idola yang selalu kita munculkan adalah orang-orang yang berperilaku baik
seperti Rasulullah dan para sahabatnya, juga para nabi-nabi, maka akan tertanam
pada diri anak bahwa mereka harus melakukan apa yang dilakukan oleh idola
mereka. Yaitu kebaikan-kebaikan yang selalu ditebarkan oleh si tokoh idola akan
dilakukan oleh anak. Alhasil, tanpa diminta atau disuruh anak akan melakukan
perilaku positif yang dilakukan oleh tokoh idola mereka.
•
2. Membangun kedekatan emosional antara pendidik/ibu dengan anak
Cerita adalah sebuah bentuk komunikasi efektif dalam
ruang lingkup yang tidak terlalu luas. Cerita melibatkan komunikator dan
komunikan dalam sebuah komunikasi aktif. Yaitu dimana si komunikator dan
kmunikan terlibat langsung dan masing-masing berperan aktif dalam proses
komunikasi tersebut. Apalagi jika kedua pelaku komunikasi tersebut adalah ibu
dan anak. Jalinan komunikasi yang akan terbentuk adalah komunikasi aktif dan
reaktif. Dengan komunikasi yang aktif dan reaktif akan terbentuk sebuah
komunikasi yang efektif, semua pesan akan tersampaikan dan terserap kedalam
benak komunikan, dalam hal ini adalah anak. Dengan demikian akan terjalin
sebuah ikatan yang indah antara seorang ibu dengan anak yang dijembatani oleh
rangkaian cerita yang tersampaikan.
•
3. Media penyampai pesan/nilai moral dan agama yang
efektif
Cerita adalah media yang sangat efektif dalam
menyampaikan pesan/nilai moral dan agama. Dengan cerita anak merasa senang dan
tidak merasa tertekan ketika mereka mendapatkan berbagai macam pesan yang
berkaitan dengan perbaikan-perbaikan dirinya. Biasanya anak akan merasa
tertekan dan bisa jadi malah marah ketika kita menasehati mereka pada saat mereka
melakukan kesalahan atau pada saat kita menyampaikan nasehat kepada mereka.
Dengan cerita mereka tidak akan merasa bahwa apa yang disampaikan itu adalah
sebuah nasehat untuk mereka. Dan yang lebih hebat lagi adalah, bahwa dengan bercerita
mereka (anak-anak) tidak akan merasa kalau dirinya itu dinasehati. Semua akan
terkesan indah dan cantik dalam bungkusan rangkaian cerita yang tersampaikan.
•
4. Pendidikan imajinasi/fantasi
Selain itu, dengan cerita anak diajarkan untuk
berimajinasi atau berfantasi. Dari cerita yang telah disampaikan dan didengar
oleh anak, anak akan mengimajinasikan cerita tersebut sesuai dengan apa yang
ada di benaknya. Semisal ketika bercerita tentang Tsa’labah, si kikir yang
hidup pada masa Nabi. Dari cerita yang tersampaikan, maka anak akan
berimajinasi bahwa dia tidak ingin menjadi orang kikir seperti si Tsa’labah.
Dia ingin menjadi seorang dermawan yang disayang oleh Allah dan Rasul-Nya dan
disayang oleh semua orang.
•
5. Menyalurkan dan mengembangkan emosi
Kecerdasan emosional memegang peranan yang sangat
penting dalam proses perkembangan seorang anak. Kematangan anak secara emosi
akan memudahkan dia menyerap semua materi yang diajarkan oleh guru. Anak yang
cerdas emosinya akan mampu mengelola apapun permasalahan hidup yang ada dihadapannya.
Anak yang cerdas secara emosinya akan lebih tenang dalam menghadapi setiap
permasalahan dan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Cerita
dengan muatan positif yang selalu didengar oleh anak, akan mampu memudahkan
proses pematangan atau kedewasaan anak dalam hal pengelolaan emosinya.
Penanaman karakter-karakter positif dalam sebuah cerita akan mampu terekam
dengan sangat kuat dalam benak anak, sehingga akan memunculkan karakter positif
pada diri anak. Secara langsung pengaruhnya akan diwujudkan dalam aktifitas
sehari-harinya.
•
6. Membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita
Dengan karakter positif dari tokoh dalam cerita akan
mampu terekam kuat dalam ingatan anak dan akan terbawa dalam alam bawah
sadarnya akan semua karakter tokoh ceritanya. Apabila yang selalu diceritakan
itu adalah karakter-karakter positif dari si tokoh, maka yang akan tertanam
kuat dalam diri anak adalah karakter positif dari si tokoh tadi dan akan
diaplikasikannya dalam aktifitas sehari-harinya. Kata kuncinya adalah, anak
suka meniru apa yang dilihat dan didenganrnya.
•
7. Memberikan dan memperkaya pengalaman batin
Rangkaian cerita nabi dan kisah-kisah yang baik akan
mampu menjadi suri tauladan bagi anak-anak kita. Menjadi tabungan pengalaman
bagi anak-anak kita yang pada suatu saat nanti akan diaplikasikannya dalam
hidup dan kehidupannya. Karakter-karakter positif yang muncul dalam cerita akan
mampu menjadi self control bagi anak. Dengan demikian akan menjadikan anak
mempunyai banyak perbendaharaan self control yang akan semakin memperkaya
pengalaman batinnya. Sehingga dapat memilih dan memilah, apakah yang akan
dilakukannya ketika menghadapi sebuah permasalahan hidup.
•
8. Sarana Hiburan dan penarik perhatian
Cerita
juga merupakan salah satu sarana hiburan bagi anak. Karena dengan cerita ,
mereka akan refresh dan gembira. Cerita akan mampu mencairkan suasana hati anak
yang sedang gundah. Anak akan tertawa lepas dan terpana. Disamping itu, cerita
juga mampu menarik perhatian anak. Ketertarikan anak akan sebuah cerita akan
mampu menjadi pengalih perhatian anak. Anak yang rewel akan bisa diam karena
dahsyatnya efek cerita. Mengatasi tantrum pada anak dengan pengalihan perhatian
pada cerita yang disampaikan, karena cerita mampu menarik perhatian anak.
•
9. Menggugah minat baca
Minat baca anak akan tergugah karena cerita mampu
memunculkan keinginan anak untuk membaca buku cerita. Dari cerita-cerita yang
didengarnya, anak akan penasaran dengan cerita-cerita yang lain, sehingga
membuat dirinya tergerak untuk membaca cerita-cerita yang lainnya. Lambat laun
minat baca anak akan semakin meningkat. Dengan demikian budaya literasi yang
sedang digalakkan akan bisa benar-benar terealisasikan