Jumat, 02 September 2016

Bercerita dan Pembentukan Karakter Anak

Bercerita dan Pembentukan Karakter Anak
     
Bercerita sebagai media pembentukan karakter anak? Benarkah? Sejauh mana pengaruhnya kepada anak?
Saat ini, disaat semua berpaling pada kecanggihan teknologi dengan beragam kecangguhannya, Ada kebiasaan-kebiasaan baik yang dulu biasa dilakukan oleh para orang tua, saat ini sudah tergantikan oleh gadget. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh alat komunikasi canggih yang bernama handphone, laptop, dan sejenisnya? Kalau pada tahun 90-an, untuk mengerjakan skripsi harus bersusah payah membeli buku atau mencari referensi buku di perpustakaan, maka sekarang tinggal buka handphone, laptop dan media elektronik lainnya, maka semua informasi yang kita cari akan bisa  kita dapatkan.
Orang tua, khususnya ibu yang sebelum era gadget muncul, punya tugas rutin bercerita kepada anak-anaknya, sekarang sudah tidak lagi. Tugas itu sudah digantikan oleh gadget, dengan cerita sesuai dengan versinya. Mulai dari cerita biasa sampai animasi. orang tua beranggapan bahwa ini meringankan tugas mereka. Padahal, dengan kondisi yang demikian, orang tua sudah kehilangan moment indah dalam kehidupan anak-anak mereka. Tidak ada kelekatan antara mereka. Semua tergantikan oleh gadget. Barang yang tanpa mereka sadari merusak otak anak mereka. Kepakaan sosial hilang tergantikan dengan manusia-manusai robot yang tanpa perasaan.
Kerugian besar bagi para orang tua yang menggantikan kebiasaan baik mereka, yaitu bercerita kepada anak-anaknya dengan sebuah alat buatan  manusia yang bernama gadget. Apa sajakah kehebatan cerita jika dibandingkan dengan gadget? Berikut adalah beberapa kelebihan atau keunggulan dari bercerita, dibandingkan dengan gadget :

      1. Membentuk karakter anak, sebagai sarana membangun watak mulia
Ini adalah kekuatan yang paling dahsyat. Mengapa? Dengan bercerita kepada anak, akan memunculkan sebuah karakter positif pada diri anak. Cerita, apalagi tentang kisah-kisah nabi atau cerita-cerita yang memunculkan karakter positif anak akan mampu menancap pada pikiran dan hati anak sehingga akan memunculkan karakter positif pada setiap perilaku anak. Karakter tokoh yang diceritakan akan terekam kuat pada diri anak dan bahkan bisa memunculkan tokoh yang kita ceritakan sebagai sosok idola bagi anak. Kalau tokoh idola yang selalu kita munculkan adalah orang-orang yang berperilaku baik seperti Rasulullah dan para sahabatnya, juga para nabi-nabi, maka akan tertanam pada diri anak bahwa mereka harus melakukan apa yang dilakukan oleh idola mereka. Yaitu kebaikan-kebaikan yang selalu ditebarkan oleh si tokoh idola akan dilakukan oleh anak. Alhasil, tanpa diminta atau disuruh anak akan melakukan perilaku positif yang dilakukan oleh tokoh idola mereka.

      2. Membangun kedekatan emosional antara pendidik/ibu dengan anak
Cerita adalah sebuah bentuk komunikasi efektif dalam ruang lingkup yang tidak terlalu luas. Cerita melibatkan komunikator dan komunikan dalam sebuah komunikasi aktif. Yaitu dimana si komunikator dan kmunikan terlibat langsung dan masing-masing berperan aktif dalam proses komunikasi tersebut. Apalagi jika kedua pelaku komunikasi tersebut adalah ibu dan anak. Jalinan komunikasi yang akan terbentuk adalah komunikasi aktif dan reaktif. Dengan komunikasi yang aktif dan reaktif akan terbentuk sebuah komunikasi yang efektif, semua pesan akan tersampaikan dan terserap kedalam benak komunikan, dalam hal ini adalah anak. Dengan demikian akan terjalin sebuah ikatan yang indah antara seorang ibu dengan anak yang dijembatani oleh rangkaian cerita yang tersampaikan.

      3. Media penyampai pesan/nilai moral dan agama yang efektif
Cerita adalah media yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan/nilai moral dan agama. Dengan cerita anak merasa senang dan tidak merasa tertekan ketika mereka mendapatkan berbagai macam pesan yang berkaitan dengan perbaikan-perbaikan dirinya. Biasanya anak akan merasa tertekan dan bisa jadi malah marah ketika kita menasehati mereka pada saat mereka melakukan kesalahan atau pada saat kita menyampaikan nasehat kepada mereka. Dengan cerita mereka tidak akan merasa bahwa apa yang disampaikan itu adalah sebuah nasehat untuk mereka. Dan yang lebih hebat lagi adalah, bahwa dengan bercerita mereka (anak-anak) tidak akan merasa kalau dirinya itu dinasehati. Semua akan terkesan indah dan cantik dalam bungkusan rangkaian cerita yang tersampaikan.

      4. Pendidikan imajinasi/fantasi
Selain itu, dengan cerita anak diajarkan untuk berimajinasi atau berfantasi. Dari cerita yang telah disampaikan dan didengar oleh anak, anak akan mengimajinasikan cerita tersebut sesuai dengan apa yang ada di benaknya. Semisal ketika bercerita tentang Tsa’labah, si kikir yang hidup pada masa Nabi. Dari cerita yang tersampaikan, maka anak akan berimajinasi bahwa dia tidak ingin menjadi orang kikir seperti si Tsa’labah. Dia ingin menjadi seorang dermawan yang disayang oleh Allah dan Rasul-Nya dan disayang oleh semua orang.

      5. Menyalurkan dan mengembangkan emosi
Kecerdasan emosional memegang peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan seorang anak. Kematangan anak secara emosi akan memudahkan dia menyerap semua materi yang diajarkan oleh guru. Anak yang cerdas emosinya akan mampu mengelola apapun permasalahan hidup yang ada dihadapannya. Anak yang cerdas secara emosinya akan lebih tenang dalam menghadapi setiap permasalahan dan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Cerita dengan muatan positif yang selalu didengar oleh anak, akan mampu memudahkan proses pematangan atau kedewasaan anak dalam hal pengelolaan emosinya. Penanaman karakter-karakter positif dalam sebuah cerita akan mampu terekam dengan sangat kuat dalam benak anak, sehingga akan memunculkan karakter positif pada diri anak. Secara langsung pengaruhnya akan diwujudkan dalam aktifitas sehari-harinya.

      6. Membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita
Dengan karakter positif dari tokoh dalam cerita akan mampu terekam kuat dalam ingatan anak dan akan terbawa dalam alam bawah sadarnya akan semua karakter tokoh ceritanya. Apabila yang selalu diceritakan itu adalah karakter-karakter positif dari si tokoh, maka yang akan tertanam kuat dalam diri anak adalah karakter positif dari si tokoh tadi dan akan diaplikasikannya dalam aktifitas sehari-harinya. Kata kuncinya adalah, anak suka meniru apa yang dilihat dan didenganrnya.

      7. Memberikan dan memperkaya pengalaman batin
Rangkaian cerita nabi dan kisah-kisah yang baik akan mampu menjadi suri tauladan bagi anak-anak kita. Menjadi tabungan pengalaman bagi anak-anak kita yang pada suatu saat nanti akan diaplikasikannya dalam hidup dan kehidupannya. Karakter-karakter positif yang muncul dalam cerita akan mampu menjadi self control bagi anak. Dengan demikian akan menjadikan anak mempunyai banyak perbendaharaan self control yang akan semakin memperkaya pengalaman batinnya. Sehingga dapat memilih dan memilah, apakah yang akan dilakukannya ketika menghadapi sebuah permasalahan hidup.

      8. Sarana Hiburan dan penarik perhatian
            Cerita juga merupakan salah satu sarana hiburan bagi anak. Karena dengan cerita , mereka                     akan refresh dan gembira. Cerita akan mampu mencairkan suasana hati anak yang sedang                       gundah. Anak akan tertawa lepas dan terpana. Disamping itu, cerita juga mampu menarik                       perhatian anak. Ketertarikan anak akan sebuah cerita akan mampu menjadi pengalih perhatian             anak. Anak yang rewel akan bisa diam karena dahsyatnya efek cerita. Mengatasi tantrum pada             anak dengan pengalihan perhatian pada cerita yang disampaikan, karena cerita mampu                           menarik perhatian anak.

      9. Menggugah minat baca
Minat baca anak akan tergugah karena cerita mampu memunculkan keinginan anak untuk membaca buku cerita. Dari cerita-cerita yang didengarnya, anak akan penasaran dengan cerita-cerita yang lain, sehingga membuat dirinya tergerak untuk membaca cerita-cerita yang lainnya. Lambat laun minat baca anak akan semakin meningkat. Dengan demikian budaya literasi yang sedang digalakkan akan bisa benar-benar terealisasikan