Man Rabbuka?
Anak adalah
amanah dari Allah untuk kita, para orang tua. Sungguh sebuah amanah yang sangat berat untuk
setiap orang tua. Baik tidaknya seorang anak, selain ditentukan oleh
takdir Allah, orang tua juga memegang “andil” didalamnya. Orang tua memegang
peranan sangat penting dalam pendidikan anak-anak kita, terkait didalamnya
adlah pendidikan aqidah dan akhlaq si anak. Kita sebagai para orang tua, tidak
boleh berputus asa ketika melihat anak-anak kita masih belum mau atau engan
menjalankan semua perintah Allah. Uswatun Khasanah dan do’a jangan pernah lepas
kita panjatkan agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah.
Hidayah itu datangnya tak disangka-sangka. Ketika kita
berusaha untuk meraihnya maka
Allah akan memberikannya. Bahkan tidak dimintapun, terkadang Allah juga memberikannya. Akan tetapi secara sunatullahnya memang kita harus meraih hidayah tersebut. Ketika anak kita masih belum mendapatkan hidayah dari Allah, jangan pernah lepas untuk membantu mereka mendapatkan hidayah tersebut sebagai sebuah penyadaran bagi mereka dalam menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Allah akan memberikannya. Bahkan tidak dimintapun, terkadang Allah juga memberikannya. Akan tetapi secara sunatullahnya memang kita harus meraih hidayah tersebut. Ketika anak kita masih belum mendapatkan hidayah dari Allah, jangan pernah lepas untuk membantu mereka mendapatkan hidayah tersebut sebagai sebuah penyadaran bagi mereka dalam menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Mungkin cerita yang akan aku paparkan ini adalah
sebuah ibroh yang tidak begitu berarti atau sangat tidak bermakna. Akan tetapi
dari ibroh kecil ini Insya Allah kita bisa mengambil sedikit hikmah dibalik semua
itu. Aku tidak pernah berhenti
memotivasi anak-anak saya untuk melaksanakan shalat lima waktu tepat pada
waktunya. Untuk yang nomor satu dan nomor dua Alhamdulillah shalat lima waktunya
sudah oke, bahkan ditambah shalat sunnah Dhuha dan Tahajud. Sedangkan yang dua
lagi, yaitu nomor tiga dan empat masih belum mau untuk melaksanakan shalat lima
waktu. Keduanya hanya mau melaksanakan shalat ketika di sekolah atau ketika
hatinya lagi “enak” saja. Setiap hari ketika aku bertanya tentang kapan akan
melaksanakan shalat lima waktu, selalu dijawab dengan diam seribu bahasa dan
berusaha mengalihkan perhatian umminya. Waktu berjalan, tak terasa si nomor
tiga sudah naik ke kelas empat. Saatnya untuk menagih janji….
Pada suatu hari, ketika aku sedang tiduran santai, si
nomor tiga mendekat dan bertanya, “Mi,
pada saat manusia meninggal, malaikat munkar dan nankir bertanya apa?” aku tertawa
dan kemudian menjawab pertanyaan si nomor tiga, “Mbak, pada saat manusia
meninggal itu apa yang tidak terputus? Amal yang shalih, ilmu yang bermanfaat
dan anak yang shalih”. “Trus kita ditanya apa setelah orang-orang pergi
meninggalkan mayat kita?”, lanjutnya. Sejenak aku melihat wajah anakku yang
mulai tumbuh remaja…wajahnya masih polos belum terwarnai oleh apapun. Kupeluk
dia dan kuelus kepalanya sembari mengusap-usap punggunnya aku menjawab
pertanyaannya. “Mbak Qoulin, ketika manusia meninggal maka malaikat munkar dan
nankir akan dating kepada kita setelah semua orang yang mengantarkan jenazah
pergi meninggalkan pemakaman. Tiga langkah pelayat pulang, tibalah saatnya si
mayat bersiap-siap menjawab pertanyaan sang malaikat. Salah satu pertanyaan
yang diajukan adalah Man Rabbuka? Mbak Qoulin tahu apa artinya?”, tanyaku pada
anakku. Dia menggeleng. Dan tanpa terduga dia memberikan respon yang positif. Dia
bertanya, “Kalau aku nggak bisa menjawab apakah malaikat akan marah kepadaku
Ummi?”. Aku tersenyum. Dengan perlahan aku berikan pengertian kepadanya. “ Mbak,
ketika kita tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat munkar dan nankir, maka
kedua malaikat tersebut akan mencambuk kita dan tubuh kita akan berdarah-darah.
Kamu ingat waktu melihat film di you tube tentang seorang anak yang durhaka? Nah,
kira-kira yah seperti itulah mbak nanti ketika dialam kubur”.
Kulihat wajahnya agak ketakutan, kasihan anakku. Perlahan
dia melihat wajahku dan keluar sebuah pertanyaan yang tidak pernah aku duga
sebelumnya. “Ummi, aku takut karena aku tidak mengerti arti pertanyaan yang
diberikan oleh malaikat munkar dan nankir. Aku takut kalau dicambuk Ummi. Pasti
sakit sekali”, Tanya Qoulin kepadaku. Aku tertawa dan kucium keningnya. “Makanya
mbak Qoulin harus shalat lima waktu. Kalau kita rajin shalat lima waktu plus
shalat sunnah seperti tahajud, dhuha dan masih banyak lagi, Insya Allah kita
akan mudah untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh malaikat munkar
dan nankir. Nah, apakah mbak Qoulin sekarang mau shalat lima waktu? Kan janji
sama Ummi kalau sudah kelas empat akan shalat lima waktu”, tanyaku kepada
Qoulin.
Jawaban yang aku dapatkan sungguh mengejutkan. Sembari
memelukku dengan erat dia berkata, “Ummi, mulai besok aku akan shalat lima
waktu. Aku nggak mau kalau sampai dicambuk oleh malaikat munkar dan nankir. Aku
taubatan nasuha Ummi”, dengan wajah memelas karena takut Qoulin berjanji
kepadaku. Kuusap kepalanya dan kupeluk dia dengan penuh kasih sayang.
Alhamdulillah Ya Allah do’aku akhirnya Engkau kabulkan. Aku tidak usah
memaksanya untuk melaksanakan shalat lima waktu, akan tetapi Allah memberikan
hidayah kepada anakku sehingga dia dengan kesadarannya sendiri mau untuk
melaksanakan shalat lima waktu. Alhamdulillah Masya Allah, sampai sekarang mbak Qoulin
rajin melaksanakan shalat lima waktu plus Dhuha…semoga kedepan bisa lebih baik
lagi dan bertambah untuk shalat sunnahnya…aamiin.
Sedikit cerita kecil diatas semoga bisa menjadikan
kita sadar dan malu untuk tidak melaksanakan shalat lima waktu. Paling tidak
anak kecil usia sepuluh tahun sudah bisa memahami bahwa shalat itu bisa
menjauhkan dirinya dari siksa api neraka, paling tidak kita yang lebih tua bisa
mempunyai kesadaran yang lebih baik lagi daripada mereka. Intinya adalah
kesabaran dan kasih sayang akan menjadikan orang-orang tersayang kita menjadi
orang-orang yang disayang oleh Allah. Ya Rabb, Dzat Penguasa alam semesta.
Engkau yang Maha membolak-balikkan hati hamba-Mu, balikkanlah hati kami untuk
selalu condong kepada Dien-Mu. Janganlah Engkau biarkan hati kami berpaling
dari-Mu…aamiin.